Mars: KAMI PEMUDA PEMBELA AGAMA... PEMBANGKIT UMAT YANG UTAMA... BERTABLIG MEMIKAT HATI YANG SUCI... BERDALILKAN QURAN DAN HADIS... DITANAM IMAN DISEBAR AMAL... MEMIMPIN JIWA DAN AKHLAKNYA... MEMBASMI BID'AH AGAMA... BERDAKWAH, BERKHUTBAH, BERJIHAD... Reff:: BERSATULAH...BERSATULAH...BERSATULAH... HAI MUSLIMIN... SIAPA YANG MENENTANG ISLAM...MUSNAHLAH DALIL DAN HUJJAHNYA

April 7, 2010

PERKEMBANGAN SURULKHAN

Penulis:Bid. Dakwah Pemuda Persis Kab. Bandung


Syahdan terpecahkan puar oranglah kabar-berkabar akan hal ceritera pekembangan Shurulkhan itu, maka sebermula lahirlah sejenis cahara pembelaan diri purba berbentuk gumulan, sepak – tinju dan pemainan senjata dan dinamakannya jenis pembelaan diri itu “Kagrul”. Maka adalah tatkala berkembang ajaran Buddha pada suku-suku Tayli, Kimak, Doghan, Oirat, Kitan, Mongol, Naiman, dan Kati tejadilah perlakuran Kagrul itu dengan olah peraturan nafas Kampa. Maka semula di benua Cinapun sejak beribu tahun awal aliran Shourim itu telah ada sejenis silat beranak akan hal ihwal perkelahian binatang.


Maka adalah kata sahibul hikayat seorang raja di Benua Hindustan yang berputera banyak, maka putera keempat sri baginda itu seorang pemeluk Buddha dan taat dan ditinggalkannya segala upacara kebesaran dan leba harta dan dipilihnya hidup dalam wihara dan lalu ditukarlah nama aslinya itu menjadi Ponitorm dan disebut Tamo Sozhu oleh orang Cina.

Alkisah Ponitorm pun pergi berkembara meninggalkan Benua Hindustan mara Benua Cina dan pada masa itu ajaran Buddha itu telah berkembang di Cina hanya telah berlaku adat istiadat orang Cina itu sehingga berambanglah sudah. Maka terlalulah jauh perjalanan yang di tempuh Ponitorm itu. Lalu pada suatu hari sampailah ia akan kawasan Kerajaan Liang dan raja negeri itu bernama Wu.

Maka eratlah pergaulan Ponitorm itu dengan baginda Raja Wu itu, tetapi konon timbullah fitnah angin sehingga baginda pun kurang menyukai Ponitorm itu, apa pula ia dianggap pembantah dan berkeinginan lain dari pada kesukaan hati baginda Wu itu. Maka Ponitorm pun meninggalkan berana Kerajaan Liang itu berkembara pula ke arah utara dan sampailah konon akan sebuah bukit dan di atas bukit itu dijumpainya ada sebuah rumah berhala yang terlalu amat rusak tampaknya. Lalu Ponitorm dibantu segala pengikutnya itupun merolak bentuk rumah berhala itu sehingga terbentuklah sebuah Wihara Buddha.

Alkisah datanglah ramai umat Buddha itu kepadanya dari sebentara negeri-negeri dan kampung dari alam Benua Cina itu sehingga ramailah sudah dan terkenallah akan nama Kao San Shourim Sze biara Shourim di Bukit Kao. Maka menurut ceritera dalam kitab-kitab Cina Buddha adalah Ponitorm itu suah bertepekur menghadap sebuah bukit sembilan tahun lamanya sehingga konon terbitlah kesaktiannya itu. Maka karana terlalu amat banyak murid-murid Shourim itu di usik orang yang membenci akan ajaran Buddha itu dan gangguan segala perampuk penyamun yang berkelara di negeri itu, lalu Ponitorm pun menyusun serangkaian gerakan pembelaan diri lakuran kampahana tinju Hindustan yang ia bawa, silat Cina purba, lalu diaturlah dengan jalan pernafasan yoga terbentuklah Shourim Kumfu atau Shao Lin Kungfu dalam lidah Cina, pengkajian Shourim Kumfu itu berkitabkan I Zenzang serta ilmu bathinnya itu Hzen Souzen. Maka berkembanglah aliran Shourim Kumfu itu ke seberinda alam Benua Cina itu.

Maka tatkala penghancuran akan Wihara Shourim oleh pihak kerajaan yang membenci ajaran Buddha, pecahlah aliran Shourim itu menjadi berpuluh firkah dan setiap firkah pun berkembang sendiri dan terpengaruh alam tempat pertumbuhan aliran itu.
Syahdan berkembanglah aliran Shourim ke arah utara luar benua Cina itu masuk daerah orang Lama dan orang Wigu, maka tatkala sampailah dua abad lepas hijrah orang-orang sempadan tanah Cina arah utara itu masuk Islam lalu ilmu pembelaan diri masa mereka memeluk Buddha itu di bawanya pula dalam alam Islam tetapi ditinggalkannya segala upacara yang bersangkut paut dengan ke-Buddhaan seumpama segala penyembahan, cahara bersalam dengan mengatupkan kedua belah tangan, lambang-lambang dan segala istilah.

Konon datanglah seorang laki-laki bangsawan bernama Je’nan ke tanah Sanyu. Maka berceriteralah Hamet Oklay Tugluq akan hal Je’nan itu, katanya: “Semula Je’nan termasuk bodoh dalam ilmu pembelaan diri walaupun ia termasuk pandai dalam ilmu-ilmu lain seumpama ilmu Syara sehingga ia terkenal sebagai ahund muda. Maka Je’nan bekerja di lanah besar dan tatkala ia dengar ada semacam ilmu pembelaan diri ajaib ia tertarik akan keajaiban itu walaupun pada masa itu ia tiada bersaksi mata. Ia hanya terima kabar angin dari mulut ke mulut anak-anak lanah".

Maka pada suatu hari pergilah ia akan sebuah ruangan besar dalam lanah itu berdinding tanah liat dan tampaklah sekawan tamid tengah turgul sungguh mengasikkan dan berkesan dalam hati Je’nan, kemudian fikirnya melubuk: “Mengapatah aku terlalu bodoh dalam ilmu pembelaan diri dan mengapatah aku menjadi seorang laki-laki lemah semacam perempuan penari kerajaan!”
Maka Je’nan pun bertepekurlah dan terganggulah alam fikirannya itu akan guna segala ilmu pembelaan diri itu, apa pula ia pernah berbantah dengan seorang asykar kerajaan yang membenci Islam dan Je’nan ditampar dan muka Je’nan pun diludahinya. Maka bangkitlah semangat Je’nan. Ia mendatangi guru ilmu perkelahian orang Wigu dan di kajinya sepak–tinju orang Wigu itu enam bulan sembilan hari lamanya.

Maka datanglah ia akan pendekar Namsuit dan usia pendekar itu sudah lanjut lebih seratus tahun kiranya. Tetapi pendekar itu masih kuat memutuskan rantai besi. Maka Je’nan pun berkaji ilmu pembelaan diri akan pendekar Namsuit itu, maka suatu keajaiban menimpa dirinyalah. Setelah ia berlatih tekun bertahun-tahun ia menjadi seorang pendekar. Ia semula dicemoohkan Sehayt segala tamid tinggi yang pernah setingkat dengan Je’nan itu, lalu timbullah niat Je’nan hendak mencobakan ilmu yang pernah dikajinya itu. Diajaknya pencemooh itu turgul dan segala pencemooh itu pun undurlah dan alahlah sudah. Maka pada suatu ketika ia telah dianggap setaya guru dan hairanlah orang akan Je’nan, sebab tiada seorangpun pernah dengar ia berguru ilmu pembelaan diri itu.

Alkisah seorang pendekar kerajaan hendak mencoba akan dia lalu hendak berpura-pura berguru akan Je’nan itu. Tetapi pendekar kerajaan itu pun alahlan mendapat malu. Lalu pendekar kerajaan itu pun bergurulah pada Je’nan, tetapi hati Je’nan sendiri merasa terlalu amat rendahlah ilmu pembelaan diri yang ia miliki itu walaupun telah tersiar luaslah kabar berkabar akan kehaibatan ilmu ahund muda itu.

Maka pada suatu hari ia meninggalkan lanah berpesiar ke tanah timur mendatangi guru-guru yang ditunjukan pendekar Namsuit kepadanya, ketika berpesiar itu di dalam perjalanan ia ditegah seorang penyamun puak Mong si Ha’ul namanya, ia ahli dalam ilmu banting membanting, matanya sipit, alisnya tebal bersambung, badannya seumpama raksasa. Tetapi Je’nan tiadalah undur menghadapi si Ha’ul itu. Ditambatkannya kuda putihnya itu lalu ditegurnya si Ha’ul dengan sopan santun, tetapi si Ha’ul langsung hendak menyerangnya karena tampaklah kantung emas pada pinggang Je’nan itu.
Maka undurlah Je’nan sehingga si Ha'ul itu pun jatuh mencium tanah, maka si Ha’ul pun meminta maaf dan ia berjanji hendak mencahari pekerjaan yang layak di luar penyamunan itu.

Maka sampailah akan sebuah puak bangsa Kiti, maka diajak oranglah turgul dengan pendekar bangsa Kiti itu dalam semacam perayaan kemenangan, maka dikalahkan Je’nan seorang pendekar Uzusat namanya dalam arat turgullah di istana Kitikhan, sehingga Uzusat itu pun ingin bergurulah kepadanya.
Maka Je’nan mengkaji segala gerak-gerik Uzusat tatkala berturgul itu dan di tanyakannya akan dia nama lalu bentuk jurus-jurus yang ia miliki. Uzusat pun berceriteralah sanya gurunya itu berguru di benua Cina pada pendekar-pendekar pengemis Shourim.

Lalu pergihlah Je’nan menjumpai tamid-tamid lanah selatan negeri Kuan Zyu yang dikuasai bangsa Han, maka hanya sebagian kecil orang Kuan Zyu itu memeluk Islam dan sebagian besar penyembah berhala.
Maka Je’nan mendatangi Szamzi yang berarti pendekar seribu tuah, Szamzi pun ingin mencoba akan Je’nan tatkala mengenal Je’nan dari tanda-tanda yang ia miliki. Maka dipaksa raja mudalah Je’nan berturgullah dengan Szamzi dalam ruang istananya itu, Szamzi pun robohlah dan tubuhnya pun hitam-hitam hangus, maka tatkala sembuhlah Szamzi itu bergurulah pada Je’nan lalu disebarkanlah ajaran Rasulullah saw di negeri itu hanya Je’nan mendapat tantangan bekas tentara kerajaan yang berbadan seumpama gergasi dan ia ingin memperdayakan Je’nan itu dengan serangannya yang dahsyat secara tiba-tiba tatkala Je’nan lepas Shalat Isya dalam sebuah masjid, apapula masa itu musim salju yang dapat membekukan darah, maka bekas tentara kerajaan itu dapat dirobohkannya segera dan kepalanya pun pecahlah, maka orang-orang Islam di negeri itu menasihati Je’nan agar cepat meninggalkan negeri itu, lalu Je’nan pun pergilah dan hampirlah kuda Je’nan terbenam dalam salju yang seumpama buaian kapas itu.

Maka Je’nan selalu bertepekur memperhatikan mengkaji segala gerak-gerik binatang dan perkelahian binatang. Ia pernah memperhatikan perkelahian seekor harimau putih dengan seekor harimau belang.
Ia pernah memperhatikan seekor kucing, seekor kera besar yang berbulu kelabu, seekor wund, seekor ayam sutera, dan pelbagai jenis serangga; agar tiadalah ia lupa maka ia tuliskan apa yang ia lihat itu seumpama betapa gerakan pembelaan diri ayam bersabung atau seekor lebah bersanggah dengan seekor laba-laba beracun.

Alkisah pada suatu hari bertemulah Je’nan dengan Syukit, lalu bertanyalah Je’nan akan Syukit sebab telah ada dengar pesan Namsuit akan hal Syukit menyimpan cahara perkelahian Shourim dalam sebuah kitab, maka katanya: “Wahai Syukit benarkah engkau menyimpan kitab Shourim itu?” Maka sahut Syukit: “Benarlah aku dapat salinan kitab itu dari seorang Cina pemabuk. Mungkinlah si pemabuk itu dapat mencurinya dari Wihara". Maka kata Je’nan pula: “Dapatkah aku pinjam kitab salinan itu?” Maka sahut Syukit: “Bolehlah tetapi berilah aku sekeping uang mas itu. Aku tidak dapat menafkahi anak isteriku pada hari-hari ini dan tuan tanah telah melepasku karena aku dituduhkan mencuri!”
Maka Je’nan pun memberinya beberapa keping uang mas sehingga bergembiralah Syukit, mukanya tampak cerah, ia berlari-lari mengambil kitab itu dan diserahkannya akan Je’nan safat itu berbungkus kulit dan sangat tebal berbahasa Cina, tetapi Je’nan mengerti bahasa itu karena ibunya seorang berbangsa Cina dan pernah mengajarkannya tulisan-tulisan gambar itu kepadanya.

Maka dikajinya kitab itu lalu sebahagian gerakan-gerakan Shourim itu ia ambil dan ia ubah, maka terbentuklah dua aliran ilmu pembelaan diri. Maka kelak dinamakan Shurulkhan yang berarti rahasia siasat segala raja. Dan akhir ceritera Je’nan itu takkala ia berfatwa di lanah Shurulkhan di hadapan dua puluh sembilan (29) tamid, dua puluh (20) orang tua dan sembilan (9) orang muda.
Maka fatwanya:
“Sanya mengkaji Shurulkhan ini bukanlah untuk mencapai diri menjadi juara sehingga terpilih menjadi bentara mir atau khan, bukanlah pula untuk bersombong telombong bertebah dada, tenggelam dalam alam ketakaburan, firman Alloh Subhanahu Wata’ala (dalam As-Syura: 42)” Sanya ada jalan pembalasan bagi mereka peleku aniaya dan pengacau di atas muka bumi dengan tiada hak, mereka akan menerima kepedihan siksa!”
Bersabda Rasulullah saw: “Sanya Alloh telah mewahyukan kepadaku agar kamu bertawadlu’ sehingga tiadalah seorang menganiaya orang lain dan tiada menyombongi orang lain” (HR Muslim).
Kita sebagai seorang muslim itu mengkaji ilmu ini bukanlah sekedar permainan dan bukanlah pula sekedar penyehat tubuh, maka hendaklah kita meluruskan jarum hati kita itu, tiadalah kita beranjak berlepas diri dari tujuan suci mempertahankan hak, hendaklah tamid-tamid kalian mencamkan hal ini……………………………..

Maka itulah fatwa Je’nan dan tatkala itu seorang tamid berhati munafik, maka diam-diam ia pun menyelinap ke luar lalu diceriterakanlah akan Alay seorang mufti yang pernah menjual tanah itu kepada orang kafir dengan fatwanya. Maka pergilah Alay menghadap raja bangsa Oirat itu, maka baginda pun menyuruh panggil tamid munafik itu dan disuruhlah berceritera tentang kata-kata dan fatwa Je’nan, maka baginda pun bertanya akan Alay “Wahai mamanda betapa kata-kata yang diucapkan Je’nan orang asing itu?” Maka jawab Alay: “Ampun tuanku terumpah yang agung, sanya segala ucapan dia itu menghina patik yang hina dina ini dan tuanku pun terhinanya pula". Maka amarahlah baginda sehingga tampak bermuka merah padam dan dipersiapkannya lima puluh asykar untuk menangkap Je’nan itu.

Alkisah, kala Je’nan melihat kedatangan asykar kerajaan itu, maka Je’nan pun mengenakan baju zirah. Ketika dua puluh orang tamid tua itu melihat Je’nan berkemas, maka kedua puluh tamid tua itu pun menghadang asykar kerajaan itu timbullah perbantahan sehingga datanglah segala bantuan asykar kerajaan itu, tamatlah sudah riwayat dua puluh orang tamid tua itu termasuk pendekar Namsuit semua bermandi darah, seorang tua yang hampir meninggal berfatwa agar Je’nan pergi meninggalkan medan itu karena tiadalah berguna menyanggah orang munafik itu, maka Je’nan pun pergi berkuda putih dengan luka-luka pada lengan dan kepalanya.
Syahdan, sembilan orang tamid selamat dan merekalah waris Je’nan itu, tetapi mereka masih muda belia dan ilmu yang mereka terima itu tiada mencukupi. Syahdan, kerajaan bangsa Oirat itu akhirnya direbut oleh Zisyuk seorang penghulu penyamun dengan bantuan tentara Cina.

Alkisah, maka kesembilan belia pewaris ilmu Shurulkhan itu tiadalah semua ada pada jalan yang haq. Ada di antara mereka itulah penghianat berhati busuk, dialah Abayt orang Naiman. Maka apakala telah terjadi perang itu dan lanah kecil Shurulkhan telah dibakar tentara kerajaan maka menyesallah Abayt itu, kini ia ingat akan kebaikan hati guru Je’nan yang telah berpayah-payah mengajar dia sehingga ia menjadi seorang yang mengerti akan agapan ilmu pembelaan diri dan dia pun telah diajarkan ilmu syara. Dua puluh kitab telah ditamatkan dari segala ilmu tafsir, hadits, ilmu bahasa Arab, Parsi dan pelbagai ilmu pengetahuan.

Maka Abayt pun termenung berpangku tangan. Dikeluarkannya sekarung kecil uang mas pemberian raja itu, lalu dihadiahkannya terbagi akan segala fakir dan miskin lalu di pacunya kudanya sambil berlinang air mata. Apakala sampailah tengah perjalanan dua puluh enam mil safar, dijumpainya sebuah masjid berdinding batu, maka Abayt pun berwudhu lalu shalat dua raka’at di masjid itu. Tatkala itu terciumlah bau amis sekitar masjid itu. Manakala diperiksanya sekeliling masjid itu sunyi senyap tiada seorang pun dilihatnya, “Masjid jinkah ini?”, fikirnya. Tetapi tatkala ia buka salangan pintu dalam sebuah ruang di masjid itu, ia pun terpaku diam, jantungnya keras berdenyut, suara apakan giginya gemertak, dilihatnya mayat-mayat laki-laki bergelimpangan bermandi darah. Tatkala dihitung ada delapan sosok mayat tua-tua, lalu ada enam sosok mayat belia dan semua tangan-tangan mereka itu ada terikat, lalu dilihatnya pula asar-asar sepatu asykar arah samping masjid itu, maka Abayt pun cepatlah segera tinggalkan masjid itu.
Alkisah pulanglah Abayt akan kampung halamannya itu. Lalu konon ia menikah dengan seorang janda kaya Rasdah namanya dan ia empunya seorang anak tiri laki-laki dan dua orang puan. Maka anak laki-laki itu tengah baya dengan dia, Tsiming namanya. Maka terceriteralah akan hal Abayt itu membentuk sebuah lanah kecil tempat mengkaji pembelaan diri. Maka lahirlah aliran Naimanka yang tidak mengenal cahara berjurus, tetapi diperdalamnya permainan langkah-langkah, tusukan, bantingan, cengkeraman, tendangan dan pelbagai permainan senjata. Maka seorang tamid Je’nan pula, Hasan Payuk, mengembangkan ilmu perkelahian Je’nan itu. Lalu timbullah aliran Payuk dan aliran ini akhirnya lenyap dan berkembang kembali ke arah selatan, masuk negeri Cina dan terkenal sebagai Kumfu Ca’cu Wan atau Kumfu Utara.

No comments:

Post a Comment

Text Widget

Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket

Selayang Pandang Kab. Bandung

Selayang Pandang Kab. Bandung
Kabupaten Bandung, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibukotanya adalah Soreang. Secara geografis berada pada 6°,41’ – 7°,19’ Lintang Selatan dan di antara107°22’ – 108°5’ Bujur Timur dengan luas wilayah 176.239 ha. Batas Utara Kabupaten Bandung Barat; Sebelah Timur Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Garut; Sebelah Selatan Kabupaten Garut dan Kabupaten Cianjur sebelah Barat Kabupaten Bandung Barat; di bagian Tengah Kota Bandung dan Kota Cimahi. Kabupaten Bandung terdiri atas 31 kecamatan, 299 Desa dan 9 Kelurahan. Dengan jumlah penduduk sebesar 2.943.283 jiwa (Hasil Analisis 2006) dengan mata pencaharian yaitu disektor industri, pertanian, pertambangan, perdagangan dan jasa.

Popular Posts