Mars: KAMI PEMUDA PEMBELA AGAMA... PEMBANGKIT UMAT YANG UTAMA... BERTABLIG MEMIKAT HATI YANG SUCI... BERDALILKAN QURAN DAN HADIS... DITANAM IMAN DISEBAR AMAL... MEMIMPIN JIWA DAN AKHLAKNYA... MEMBASMI BID'AH AGAMA... BERDAKWAH, BERKHUTBAH, BERJIHAD... Reff:: BERSATULAH...BERSATULAH...BERSATULAH... HAI MUSLIMIN... SIAPA YANG MENENTANG ISLAM...MUSNAHLAH DALIL DAN HUJJAHNYA

October 23, 2010

Pengantar Agenda Shilaturrahmi


Download Panitia

MUQADDIMAH
Salah satu asas ajaran Islam adalah membangun kebersamaan dalam memperjuangkan tegaknya al-Quran dan as-Sunnah.

Perjuangan dakwah Islam, sebagaimana dituturkan oleh DR. Fathi Yakan dalam Orang-Orang yang Berjatuhan di Jalan Dakwah, memiliki jalan terjal yang seringkali menjatuhkan para aktivisnya sehingga mereka akhirnya "mundur" dari medan jihad (dakwah). Banyak faktor yang menyebabkan mereka terperosok ke "jurang" ini, baik secara internal maupun eksternal.

Salah satu di antara pemicu merosot dan berjatuhannya para kader Mujahid Dakwah ini adalah pihak keluarga. Seorang suami yang begitu semangatnya berjuang terkadang bisa lumpuh karena desakan istri dan anak-anaknya. Demikian juga sebaliknya, seorang istri yang aktif di medan dakwah bisa jadi tersandung pada posisi yang sama karena desakan dan keluhan suami dan anak-anaknya.
Allah SWT berfirman,



قُلْ إِن كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَآؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُم مِّنَ اللّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُواْ حَتَّى يَأْتِيَ اللّهُ بِأَمْرِهِ وَاللّهُ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ


Katakanlah: "jika bapak-bapak , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. (QS at-Taubah [9]: 24)

Dalam kondisi seperti inilah, pemahaman bersama (satu pemikiran) merupakan salah satu jalan yang utama untuk merekatkan terwujudnya "saling memahami" di antara anggota keluarga itu.



TASYKIL PP PEMUDA PERSIS 2010-2015 (SK)


Lampiran SK Nomor: 001/PP/Skep/X/2010

TASYKIL PP PEMUDA PERSATUAN ISLAM
MASA JIHAD 2010-2015















Ketua Umum:Tiar Anwar Bachtiar
Ketua I: Yusuf Burhanudin
Ketua II: Nashruddin Syarief
Ketua III: Yudi Rachman
Sekretaris Umum: Irfan Firmansyah
Sekretaris I: Indra Fajar Nurdin
Sekretaris II: Rian Nuryadin
Sekretaris III: Fahmi Aliansyah
Bendahara: Ucu Najmudin
Wakil Bendahara: Ismail Fajar Romdlon



Bidang-Bidang













Bidang Jam'iyyah: 1. Andri Mulyadi
: 2. Hilman Fauzi
Bidang Kaderisasi: Wildan Luthfana Rahman
Bidang Administrasi: Hikmat Ramdani
Bidang Pendidikan: Muslim Nurdin
Bidang Dakwah: Eka Permana Habibillah
Bidang Olahraga dan Seni: Budi Setiawan
Bidang Sosial: Ahmad Fadhilah
Bidang Ekonomi: Arif Faisal Latief
Bidang Humas: Yusuf Tajri
Bidang Hubungan Antar
Lembaga dan Luar Negeri: Andri Hermawan

LEMBAGA PENGKAJIAN TURATS DAN PERADABAN ISLAM




Ketua: Latief Awaludin
Wakil Ketua: Nurdin Sya'bana
Sekretaris: Arif Munandar Riswanto

LEMBAGA PENGELOLA DAN STANDARISASI TAFIQ




Ketua: Yudi Rachman
Wakil Ketua: Wildan Luthfana Rahman
Sekretaris: Sani Insan Muhammadi


Bandung, 15 Dzulqa'dah 1431 H.
23 Oktober 2010 M.

Ketua Umum,



Tiar Anwar Bachtiar
NPA: 01.0016

October 18, 2010

WITIR RASULULLAH SAW

Riwayat 1:

قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ أَوْصَانِي النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالْوِتْرِ قَبْلَ النَّوْمِ


Abu Hurairah berkata, "Nabi Saw berwasiat kepadaku agar (melaksanakan shalat) witir sebelum tidur".

Riwayat ini dikutip oleh penulis (al-Bukhari) melalui jalur Abu Usman dari Abu Hurairah dengan lafadz, "agar aku witir sebelum tidur". (Fath al-Bari)

Riwayat ini dikutip juga dalam Musnad Ishaq bin Rahwaih dan Musnad Ahmad.


Riwayat 2:

حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ حَفْصٍ قَالَ حَدَّثَنَا أَبِي قَالَ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ قَالَ حَدَّثَنِي مُسْلِمٌ عَنْ مَسْرُوقٍ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كُلَّ اللَّيْلِ أَوْتَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَانْتَهَى وِتْرُهُ إِلَى السَّحَرِ



Telah menceritakan kepada kami Umar bin Hafs, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami bapakku, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami al-A'masy, ia berkata: Telah menceritakan kepadaku Muslim, dari Masruq, dari Aisyah, ia berkata: "Setiap malam, Rasulullah Saw (melaksanakan) witir dan witirnya selesai sampai (waktu) sahur". (HR al-Bukhari)

Keterangan Sanad
Yang dimaksud dengan "bapakku" dalam riwayat di atas adalah Hafs bin Ghiyats. Sedangkan Muslim adalah Muslim Abu ad-Dhuha, bukan Ibnu Kaisan.

Hadis ini diriwayatkan juga oleh Imam Muslim melalui jalur Yahya bin Wattab sebagai berikut.


عَنْ مَسْرُوقٍ " مِنْ كُلِّ اللَّيْلِ قَدْ أَوْتَرَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - مِنْ أَوَّلِ اللَّيْلِ وَأَوْسَطِهِ وَآخِرِهِ فَانْتَهَى وِتْرُهُ إِلَى السَّحَرِ



Dari Masruq: "Setiap malam, sungguh Rasulullah Saw (melaksanakan) witir dari awal malam, dan pertengahannya, dan di akhirnya, maka witirnya selesai sampai (waktu) sahur".(HR Muslim)

Yang dimaksud dengan awal malam adalah setelah shalat Isya. (Fath al-Bari)
Hadith.al-Islam

October 17, 2010

Silaturrahmi Pemuda & Pemudi Persis Kab. Bandung






Kali ini, PD Pemuda Persis Kab. Bandung bersama PD Pemudi Persis Kab. Bandung sedang merencanakan untuk mengadakan kegiatan bersama, "Silaturrahmi Keluarga Besar Pemuda Persis & Pemudi Persis se-Kab. Bandung".

Agenda acara, insya-alloh, akan dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Ahad, 07 Nopember 2010
Waktu : Pukul 09.30 s.d. 12.00
Pemateri : KH Drs. Uus M. Ruchiyat (Mantan Ketua Umum PP Pemuda Persis Masa Jihad 2000-2005)
Tema: Pola Pendidikan Keluarga Islam
Tempat: Kantor Bersama PD PERSIS Kab. Bandung, (Jln Raya Banjaran, Blk. Pesantren Persis 3 Pameungpeuk, Kab. Bandung)


Acara ini digelar dengan tujuan menyamakan persepsi dan kesadaran bahwa perjuangan di tingkat Pimpinan Jamaah, Pimpinan Cabang, Pimpinan Daerah, dan level pimpinan di atasnya membutuhkan loyalitas, komitmen, dan tanggung jawab yang besar demi meraih cita-cita dalam menegakkan al-Quran dan as-Sunnah. Inilah term penting dalam pendidikan keluarga Islam, yakni mempersiapkan generasi unggul untuk perjuangan dakwah Islam yang dilakukan secara seimbang antara seorang ayah dan ibunya (apalagi ayah dan ibunya menjadi penggiat Jam'iyyah).


Perjuangan dakwah Islam, sebagaimana dituturkan oleh DR. Fathi Yakan dalam Orang-Orang yang Berjatuhan di Jalan Dakwah, memiliki jalan terjal yang seringkali menjatuhkan para aktivisnya sehingga mereka akhirnya "mundur" dari medan jihad (dakwah). Banyak faktor yang menyebabkan mereka terperosok ke "jurang" ini, baik secara internal maupun eksternal. Salah satu di antara pemicu merosot dan berjatuhannya para kader Mujahid Dakwah ini adalah pihak keluarga. Seorang suami yang begitu semangatnya berjuang terkadang bisa lumpuh karena desakan istri dan anak-anaknya. Demikian juga sebaliknya, seorang istri yang aktif di medan dakwah bisa jadi tersandung pada posisi yang sama karena desakan dan keluhan suami dan anak-anaknya.
Allah SWT berfirman,


قُلْ إِن كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَآؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُم مِّنَ اللّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُواْ حَتَّى يَأْتِيَ اللّهُ بِأَمْرِهِ وَاللّهُ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ


Katakanlah: "jika bapak-bapak , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. (QS at-Taubah [9]: 24)

Dalam kondisi seperti inilah, pemahaman bersama (satu pemikiran) merupakan salah satu jalan yang utama untuk merekatkan terwujudnya "saling memahami" di antara anggota keluarga itu.

Dzikir ba'da Shalat bagi Yang Safar


Menurut satu pendapat, bagi yang melaksanakan shalat jama' dan qashar tidak ada dzikir ba'da shalat di antara keduanya.

Pandangan ini ditunjukkan oleh beberapa keterangan sebagai berikut.


1. Tidak ada dalil yang menerangkan bahwa Rasulullah saw dzikir setelah shalat jama’ qoshor ketika safar. Sedangkan qaidah menyebutkan “menetapkan suatu hukum itu dituntut adanya dalil” dikarenakan tidak ada dalil yang menerangkan hal tersebut, maka dzikir setelah shalat jama’ qoshor ketika safar tidak ada.
2. Dalam praktek shalat yang dijamak-qoshor setelah shalat yang pertama tidak dilakukan dzikir, tetapi langsung dilanjutkan shalat yang kedua. Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam shalat safar tidak ada dzikir setelahnya.
3. Ada beberapa hadits yang mengindikasikan tidak adanya dzikir setelah shalat fardu ketika safar, yaitu sebagai berikut

عبد الله بن عمر - رضي الله عنهما - :«أن رسولَ الله -صلى الله عليه وسلم- صلَّى المغربَ والعشاءَ بالمزدلفة جميعا» زاد البخاري في رواية «كلَّ واحدة منهما بإقامة ، ولم يُسبِّحْ بينهما ، ولا على إثر واحدة منهما». (رواه البخاري و مسلم و الدارقطنى و أبوداود و الترمذى والنسائى)

Dari Abdullah bin Umar ra. Sesungguhnya Rasulullah saw shalat maghrib dan ‘isya dijama’ di Muzdalifah. Ada tambahan pada riwayat Al-Bukhari, Masing-masing dari keduanya dengan satukali iqomah dan tidak bertasbih antara keduanya dan juga pada salah satu dari keduanya. (HR Al-Bukhari, Muslim, Ad-Daraquthni, Abu Dawud, At-Tirmidzi dan An-Nasa’i)

عن عبد الله بن عمر - رضي الله عنهما - : قال : «صحبتُ النبيَّ -صلى الله عليه وسلم- ، فلم أرَه يُسبِّح في السَّفرِ ، وقال الله تعالي : { لَقَد كانَ لكُم فِي رَسُولِ الله أُسْوة حسنة } [ الأحزاب : 21]». رواه البخاري و مسلم

Dari Abdullah bin Umar ra. Ia berkata: Saya menyertai Nabi saw, maka tidak pernah melihat beliau bertasbih ketika safar, Allah swt berfirman : ((Sungguh telah ada bagi kalian pada diri Rasulullah suri tauladan yang baik)) QS. Al-Ahzab :21)
(HR Al-Bukhari dan Muslim)

عن يزيد بن زريع قال مرضت فجاءني ابن عمر يعودني فسألته عن السبحة في السفر فقال صحبت رسول الله {صلى الله عليه وسلم} في السفر فما رأيته يسبح ولو كنت مسبحاً لأتممت. رواه البخاري و مسلم

Dari Yazid bin Zurai’ ia berkata: saya pernah sakit lalu Ibnu Umar datang menjengukku, saya bertanya kepadanya tentang subhah ketika safar lalu beliau menjawab, “Saya menyertai Rasulullah saw pada saat safar, maka tidak pernah melihat beliau bertasbih, kalaulah saya mau bertasbih pasti saya tam-kan (sempurnakan) shalat (tidak qashar). (HR Al-Bukhari dan Muslim)

Tanggapan
1) Hadis-hadis riwayat Al-Bukhari pada Bab Dzikir setelah shalat cukup sebagai “mutsbit” yang menetapkan adanya dzikir setelah shalat fardu, baik ketika safar maupun muqim karena diungkapkan dengan lafadz umum. Dengan demikian yang mesti dituntut untuk menghadirkan dalil adalah yang menafikannya, karena hukum yang telah ada dan berlaku adalah adanya dzikir, sedangkan menafikan hukum yang telah mutsbit dituntut adanya dalil.

2) Dalam sebuah hadis riwayat An-Nasai yang diterima dari Tsauban Maula Rasulullah Saw, dia berkata:

أن رسول الله صلى الله عليه وسلم كان إذا انصرف من صلاته استغفر ثلاثا قال اللهم أنت السلام ومنك السلام تباركت يا ذا الجلال والاكرام الذكر بعد الاستغفار السنن الكبرى للنسائي – (ج 1 / ص 397)

Sesungguhnya Rasulullah Saw apabila selesai dari shalatnya, beliau istighfar 3 kali dan membaca Allahumma Antassalam … dan membaca dzikir setelah istighfar. (HR An-Nasai)

Hadis tersebut menjelaskan bahwa dzikir itu dilakukan ketika “Inshirafus-Shalah” (selesai melaksanakan shalat), sedangkan shalat jama’ itu selesainya setelah dilaksanakan kedua shalat yang dijama’ tersebut.

3) Hadis-hadis di atas yang menggunakan lafadz “yusabbihu” tidak bisa diartikan dzikir (setelah shalat fardu), dengan alasan sebagai berikut.

1. Hadis-hadis tersebut disimpan oleh para Mukhorrij dalam bab mengenai shalat sunnat ketika safar. Bahkan Ibnu Hajar, dalam Fath al-Bari, menyebutkan keterangan berikut.

قَوْلُهُ : ( وَلَمْ يُسَبِّحْ بَيْنَهُمَا ) أَيْ لَمْ يَتَنَفَّلْ

Sabdanya: "Dan ia tidak ber-subhah di antara keduanya," maksudnya adalah tidak shalat sunnat. (Fath al-Bari, Kitab al-Hajj, Bab Man Jama'a Bainahuma wa lam Yatathowwa')

2. Lafad “yusabbihu” diartikan dengan shalat sunnat berdasarkan dalil-dalil berikut

عَنْ سَالِمٍ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَمَعَ بَيْنَهُمَا(المغرب و العشاء) بِالْمُزْدَلِفَةِ صَلَّى كُلَّ وَاحِدَةٍ مِنْهُمَا بِإِقَامَةٍ وَلَمْ يَتَطَوَّعْ قَبْلَ وَاحِدَةٍ مِنْهُمَا وَلَا بَعْدُ

مسند الصحابة في الكتب التسعة – (ج 14 / ص 135))


Dari Salim, dari Ayahnya, "Sesungguhnya Rasulullah Ssaw menjama’ antara shalat Maghrib dan ‘Isya di Muzdalifah dengan iqomah pada masing-masing shalatnya dan tidak melaksanakan shalat sunnat sebelum dan sesudah masing-masing shalat tersebut. (Musnad As-Shahabah fi Kutubi-Tis’ah)

عن حفص بن عاصم قَالَ صَحِبْتُ ابْنَ عُمَرَ فِى طَرِيقٍ – قَالَ – فَصَلَّى بِنَا رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ أَقْبَلَ فَرَأَى نَاسًا قِيَامًا فَقَالَ مَا يَصْنَعُ هَؤُلاَءِ قُلْتُ يُسَبِّحُونَ. قَالَ لَوْ كُنْتُ مُسَبِّحًا أَتْمَمْتُ صَلاَتِى يَا ابْنَ أَخِى إِنِّى صَحِبْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فِى السَّفَرِ فَلَمْ يَزِدْ عَلَى رَكْعَتَيْنِ حَتَّى قَبَضَهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ وَصَحِبْتُ أَبَا بَكْرٍ فَلَمْ يَزِدْ عَلَى رَكْعَتَيْنِ حَتَّى قَبَضَهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ وَصَحِبْتُ عُمَرَ فَلَمْ يَزِدْ عَلَى رَكْعَتَيْنِ حَتَّى قَبَضَهُ اللَّهُ تَعَالَى وَصَحِبْتُ عُثْمَانَ فَلَمْ يَزِدْ عَلَى رَكْعَتَيْنِ حَتَّى قَبَضَهُ اللَّهُ تَعَالَى وَقَدْ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ (لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ ).

(سنن أبو داود برقم 1225 باب التطوع فى السفر)

Dari Hafsh bin ‘Ashim ia berkata: Saya menyertai Ibnu Umar di perjalanan lalu beliau shalat mengimami kami lalu menghadap kepada kami dan melihat orang-orang berdiri. Beliau bertanya, “Apa yang mereka lakukan?” Saya menjawab, “Mereka melakukan shalat sunnat”. Lalu beliau berkata, “Kalaulah aku melaksanakan shalat sunnat, pasti aku taam kan shalat, wahai keponakanku sesungguhnya aku menyertai Rasulullah Saw dalam safar dan beliau tidak pernah lebih dari 2 raka’at sampai beliau wafat, lalu aku menyertai Abu Bakar, beliau pun tidak pernah lebih dari 2 raka’at sampai wafatnya, lalu menyertai umar, beliau pun tidak pernah lebih dari 2 raka’at sampai beliau wafat, dan aku menyertai Utsman, beliau pun tidak pernah lebih dari 2 raka’at sampai beliau wafat, sedangkan Allah SWT berfirman {{ Sungguh telah ada bagi kamu pada diri Rasulullah suri teladan yang baik}}

(Sunan Abu Dawud no.1225 Bab Tathawwu’ fis-Safar)

3. “yusabbihu” pada hadis-hadis tersebut masdar-nya bukan “tasbih” tapi “subhah” yang artinya shalat sunnah. Hal ini tergambar dari pertanyaan Yazid bin Zurai’ kepada Ibnu Umar.

فسألته عن السبحة في السفر

4. Lafadz “yusabbihu” sering digunakan untuk menerangkan shalat sunnat ketika safar di antaranya hadis berikut.

عن ابن عمر رضي الله عنهما : أن رسول الله صلى الله عليه و سلم كان يسبح على ظهر راحلته حيث كان وجهه يومىء برأسه وكان ابن عمر يفعله

(رواه البخاري)

Dari Ibnu Umar ra, "Sesungguhnya Rasulullah Saw melaksanakan shalat sunnat di atas kendaraannya kemana saja kendaraannya menghadap, beliau mengisyaratkan dengan kepalanya dan Ibnu Umar melaksanakannya".
(HR Al-Bukhari)


October 11, 2010

TASYKIL PP PEMUDA PERSIS 2010-2015


Photobucket
Bismillahirrahmanirrahim.

Setelah melalui proses diskusi mengenai kalayakan dengan tetap memperhatikan asas keterwakilan semua pihak, akhirnya lima formatur (Tiar Anwar Bachtiar, Latif Awaludin, Nashrudin Syarief, Irfan Firmansyah, dan Ucu Najmudin) pada hari Kamis, 7 Oktober 2010 memutuskan susunan Tasykil Pemuda Persis periode 2010-2015 sebagai berikut.



KETUA UMUM : TIAR ANWAR BACHTIAR

SEKRETARIS UMUM : IRFAN FIRMANSYAH
Kesekretariatan dan Administrasi : Hikmat Ramdani
Humas dan Publikasi : Yudi Wahyudin

BENDAHARA UMUM : UCU NAJMUDIN
Wakil Bendahara : Ismail Fajar Romdhon

KETUA I BIDANG KEJAM’IYYAHAN : YUSUF BURHANUDIN
SEKRETARIS : INDRA FAJAR NURDIN
Bidgar Jam’iyyah
Seksi Pengembangan Organisasi : Hilman Fauzi
Seksi Pembinaan Tasykil : Andri Mulyadi
Bidgar Hubungan Antar Lembaga dan Luar Negeri : Andri Hermawan

KETUA II BIDANG PERKADERAN DAN PEMBINAAN ANGGOTA : NASHRUDIN SYARIF
SEKRETARIS : RIAN NURYADIN
Bidgar Kaderisasi : Wildan Luthfana Rahman
Bidgar Pendidikan dan Pembinaan Kader : Muslim Nurdin
Bidgar Dakwah, Pemeliharaan, dan Penjaringan Kader : Eka Permana Habibillah

KETUA III BIDANG PELAYANAN UMAT : YUDI RAHMAN
SEKRETARIS : FAHMI ALIANSYAH
Bidgar Olah Raga dan Seni : Budi Setiawan
Bidgar Sosial dan Politik : Ahmad Fadhilah
Bidgar Ekonomi : Arif Faisal Latif

LEMBAGA PENGKAJIAN TURATS DAN PERADABAN ISLAM
Ketua : Latif Awaludin
Wk. Ketua : Nurdin Sya’bana
Sekretaris : Arif Munandar Riswanto

LEMBAGA PENGELOLA DAN STANDARISASI TAFIQ
Ketua : Yudi Rahman (ai)
Wk. Ketua : Wildan Luthfana (ai)
Skretaris : Sani Insan Muhammadi


Komposisi ini kami yakin tidak selalu akan memuaskan semua pihak. Namun dengan niat semata-mata ingin memajukan organisasi dan mengoptimalkan kaderisasi, maka bismillah kami memutuskan untuk menyusun Tasykil seperti di atas. Tasykil di atas mewakili unsur: PP, PW, PD (Jakpus, Kab. Bandung, Kota Bandung, Tasik, Garut, Sumedang, dan lainnya), juga unsur HIMA Persis. Mudah-mudahan Allah memberikan kemudahan dan pertolongan atas ata yang telah kami putuskan sekemampuan kami.

Wassalam.

Tiar Anwar Bachtiar
Latif Awaludin
Nashrudin Syarief
Irfan Firmansyah
Ucu Najmudin


Text Widget

Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket

Selayang Pandang Kab. Bandung

Selayang Pandang Kab. Bandung
Kabupaten Bandung, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibukotanya adalah Soreang. Secara geografis berada pada 6°,41’ – 7°,19’ Lintang Selatan dan di antara107°22’ – 108°5’ Bujur Timur dengan luas wilayah 176.239 ha. Batas Utara Kabupaten Bandung Barat; Sebelah Timur Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Garut; Sebelah Selatan Kabupaten Garut dan Kabupaten Cianjur sebelah Barat Kabupaten Bandung Barat; di bagian Tengah Kota Bandung dan Kota Cimahi. Kabupaten Bandung terdiri atas 31 kecamatan, 299 Desa dan 9 Kelurahan. Dengan jumlah penduduk sebesar 2.943.283 jiwa (Hasil Analisis 2006) dengan mata pencaharian yaitu disektor industri, pertanian, pertambangan, perdagangan dan jasa.

Popular Posts